Daud adalah seorang pria yang sangat mencintai Tuhan. Dia pun mempunyai seorang istri dan dua orang anak yang juga mengasihi Tuhan. Namun rentetan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya mengubah pandangannya tentang Tuhan.
Istri tercintanya mendadak meninggal tanpa diketahui sebabnya. Belum
kering tanah kuburan istrinya, putri tercintanya juga menyusul kepergian
sang ibu karena terlalu sedih.
“Sama sekali saya tidak mengerti rencana Tuhan itu apa dan maksud Tuhan itu seperti apa,” ungkap Daud.
Tidak hanya mempertanyakan kehendak Tuhan, kematian putri dan
istrinya ini membuat Daud mempertanyakan keberadaan Tuhan. “Terus terang
saya malu terhadap adik-adik, keluarga terhadap tetangga, karena
seolah-olah doa saya tidak didengar dan tidak dijawab oleh Tuhan.
Akhirnya dalam hati itu tanda tanya, Tuhan itu ada atau tidak. Mujizat
Tuhan itu bener atau tidak. Saya semakin tanya, saya semakin down,”
ungkap Daud.
Kini Daud hidup dengan akan sulungnya, Yonathan. Semangat hidup
Yonathan membuat Daud kembali bergairah dalam hidup. “Yang membuat saya
masih bertahan hidup dan tetap berusaha untuk bangkit karena masih ada
anak satu-satunya, namanya Yonathan,” kenang Daud.
Daud sangat kagum atas ketegaran Yonathan “Ternyata saya tidak
setegar Yonathan, saya tidak sekuat Yonathan. Seolah-olah dia tidak
kehilangan, seolah-olah dia itu tidak mengalami kesusahan,” kisah Daud.
Yonathan berusaha untuk tegar karena ia ingin ayahnya tidak semakin
bersedih. Namun sebenarnya iapun masih merasa kehilangan sama seperti
yang dirasakan Daud. Akhirnya bersama Yonathan, Daud kembali melayani
Tuhan, seperti aktifitasnya ketika istri dan putrinya masih hidup.
“Akhirnya saya berusaha untuk bangkit, untuk kuat, seolah-olah saya
menunjukan kepada Yonathan kalau saya juga tidak mengalami kesusahan
atau dukacita yang mendalam,” ungkap Daud.
Kebersamaan Yonathan dan Daud membuat mereka semakin kuat. Sampai
akhirnya Yonathan membuat sebuah pernyataan yang mengejutkan Daud. Dia
meminta Daud untuk menikah lagi. “Saat itu saya kaget. Kok tiba-tiba dia
itu bilang seperti itu? Pikir saya dia cuma bercanda,” tukas Daud.
Bagi Daud, gambaran anak istri itu kan belum hilang untuk itu
permintaan Yonathan putranya itu terkesan tidak masuk akal. Perasaan
saya mereka itu belum meninggal dan masih ada di rumah, juga rasa trauma
itu ya masih ada juga dalam hidup saya. Pikir saya, kalau misal
memungkinkan tidak sekarang, tidak tahu kapan. Tapi saya saat itu tidak
berpikir untuk menikah dulu,” ungkap Daud.
Yonathan serius dengan permintaanya. Dia terus mempengaruhi Daud
untuk menikah lagi dengan alasan dia membutuhkan figur seorang ibu.
Bahkan keinginan hatinya itu disampaikannya kepada jemaat tempatnya dan
Daud melayani.
Teman Daud langsung menyampaikan kabar itu kepada Maria. Seorang ibu
dua anak yang suaminya sudah lama meninggal. Walaupun mengaku tidak
mempunyai perasaan apapun, Maria mencoba mendiskusikan perihal rencana
pernikahannya kepada kedua anaknya. Diluar dugaan, anak-anaknya
memberikan respon positif, maka pertemuan keluarga pun segera dilakukan.
Respon positif Yonathan terhadap Maria membuat Daud berani mengambil
keputusan untuk menikah dengan Maria. Namun belum genap satu tahun
pernikahan mereka, sesuatu yang buruk terjadi pada Yonathan. Penyakit
aneh menyerang tubuhnya bahkan membuat nyawanya tidak tertolong lagi.
Lagi-lagi, Daud harus menelan pil pahit kehilangan orang yang
dikasihinya.
“Saya merasa kehilangan, saya merasa sedih, rasanya tidak kuat sama sekali,” Maria menceritakan perasaannya ditinggal Yonathan.
Kepergian Yonathan kembali membuat luka di hati Daud. Namun kali ini
dia bisa melihat rancangan damai sejahtera Tuhan kedukaan yang berulang
kali dialaminya. “Yonathan harapan besar saya, dalam waktu singkat dia
dipanggil Tuhan. Tapi saya bersyukur walaupun seolah-olah habis
semuanya, hilang semuanya, apa yang saya lakukan itu seolah semuanya
sia-sia, seolah-olah saya itu sebatang kara, akhirnya toh saya juga
sadar dan bersyukur kepada Tuhan,” ungkap Daud.
“Yonathan itu sebelum meninggalkan saya untuk selama-lamanya,
mendorong saya, mendesak saya untuk menikah. Tapi kalau tidak, saya
tidak tahu apa yang terjadi dalam hidup saya. Maka saat Tuhan ambil
semua orang yang dekat dengan saya, Tuhan gantikan dengan ibu Maria.
Istri yang baik, yang menghormati suami yang cinta kepada pekerjaan
Tuhan. Memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan, anak-anak yang
bisa menerima saya seperti ayahnya sendiri,” tambah Daud.
Tapi walaupun Yonathan sudah tidak ada, tapi kami tetap menjadi satu
keluarga yang utuh. Ada figur seorang bapak, figur seorang ibu, ada
anak-anak, jadi merasa lengkap,” ungkap Maria.
“Tuhan izinkan masalah, tapi Tuhan juga izinkan penyelesaiannya.
Tuhan izinkan dukacita yang sangat mendalam dalam hidup saya, Tuhan
mengizinkan kesusahan yang sangat mendalam dalam hidup saya, tetapi
Tuhan juga gantikan, Tuhan juga sediakan penghiburan, kekuatan, dalam
hidup saya,” Daud mengakhiri kesaksiannya.
Sumber Kesaksian :
Daud (jawaban.com)
Tuhan Memberkati...