.post img, table.tr-caption-container { border:none; max-width:560px; height:auto; -o-transition: all 0.5s; -moz-transition: all 0.5s; -webkit-transition: all 0.5s; } .post img:hover { -o-transition: all 0.3s; -moz-transition: all 0.3s; -webkit-transition: all 0.3s; -moz-transform: scale(1.5); -o-transform: scale(1.5); -webkit-transform: scale(1.5); -webkit-border-radius: 0px 0px; -moz-border-radius: 0px / 0px; -webkit-box-shadow: 2px 2px 6px rgba(0,0,0,0.6); }
SELAMAT DATANG DI BLOG PPGT LEATUNG SEMOGA KUNJUNGAN ANDA MENYENANGKAN.... PADA SUDUT KIRI ATAS BLOG INI ADA TOMBOL PAUSE LAGU.. SEBELAH KANAN ATAS ADA TOMBOL DAFTAR LAGU dan DISAMPING KANAN ADA KOTAK CHAT.. TERIMA KASIH.

Kembali Peduli Kepada Keluarga Kita


Seorang ibu tua bernama Frances Green, seorang miskin, selama 8 tahun dengan rutin dia mengirim satu dollar per tahun untuk Kongres Nasional Partai Republik di Amerika Serikat. Pada satu hari, ibu ini menerima surat dimana dia mengira telah diundang ke Gedung Putih karena partai Republik menghargai sumbangannya selama ini. Namun, sesampainya dia di Gedung Putih, para petugas tidak mengijinkannya masuk. Kejadian ditolaknya Frances Green masuk ke Gedung Putih terlihat oleh seorang eksekutif dari perusahaan Motor Ford yang melihat petugas meminta keluar ibu itu dengan paksaan. Eksekutif itu lalu menghubungi staf kepresidenan agar mengijinkan Frances masuk dan akhirnya ibu itupun dapat masuk ke Gedung Putih dan bahkan bertemu dengan Presiden Ronald Reagen dan berbincang-bincang dengan kepala negara itu.
Pada jaman sekarang ini, kehidupan semakin kompleks, cepat dan instan telah membuat kita menjadi makin mudah menjaga jarak dengan orang lain. Oleh karena kesibukan sehari, seolah kehidupan kita tidak terjamah dan tidak dijamah. Di era modern serba cepat ini, tidaklah sulit untuk menjadi seseorang yang tidak peduli dan selalu disibukkan dengan rencana (aktivitas) harian kita. Jalan bebas hambatan dari kehidupan kita menuntut supaya kita terus bergerak, tidak peduli dengan apap pun yang terjadi di seliling kita. Kecepatan yg dipergunakan saat menempuh perjalanan, tidak mengijinkan kita untuk dapat berhenti sejenak dengan mudah. Tak ada waktu untuk berhenti dan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan kita. Ayah sibuk dengan pekerjaannya, ibu sibuk dengan bisnisnya sendiri sehingga anak-anak mereka menjadi kurang perhatian dan kasih sayang adalah sebuah contoh kecil dalam kehidupan nyata.
Sempat ngeri juga membaca berita beberapa hari lalu tentang seorang anak SD tewas oleh karena dianiaya oleh teman sekelasnya sendiri. Apa yang salah dengan pelakunya yang notabene adalah masih di bawah umur namun sudah melakukan tindakan kekerasan sehingga menyebabkan temannya meninggal dunia? Kurang perhatian orang tua kemungkinan besar adalah salah satu penyebab terjadinya insiden seperti itu. Belum lagi, anak sekolah yang menginjak usia remaja di “paksa” oleh pacarnya sendiri untuk melakukan hubungan yang tidak sewajarnya di usia mereka. Apakah ini akibat orang tua yang terlalu sibuk sehingga kurang perhatian terhadap pergaulan anak gadisnya?
Dalam cerita di awal alinea di atas, sebenarnya kita sebagai orang tua dapat menarik sebuah pelajaran berharga. Seorang presiden negara besar mau “berbincang” dengan simpatisan partainya yang notabene adalah wanita tua dengan sumbangan hanya USD1/tahun. Jika wanita itu adalah kita maka tentu hati kita akan merasa senang dan bahagia karena telah bercakap-cakap dengan seorang pemimpin negara berpengaruh di dunia walaupun mungkin perbincangan itu tak lebih dari 2 menit! Maka perasaan senang, bahagia dan merasa diperhatikan itu sudah pasti akan dirasakan pula oleh anak-anak kita jika sebagai orang tua kita membuka komunikasi setiap hari walau mungkin kuantitas komunikasi tidak banyak namun jika kualitas komunikasi tersebut sangat mendalam maka percayalah bahwa anak-anak kita akan bertumbuh menjadi generasi yang sempurna dalam menatap masa depannya, percaya diri, mampu membedakan mana yang baik dan tidak baik, yang pantas dan tidak pantas, yang berkenan kepada Allah dan menentang Allah.
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan – Efesus 6:4
 Sumber: Sabdaharian.com

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Perhatian Anda

Desain By. Martin Limbonk Allo. Diberdayakan oleh Blogger.